TEORI ASAL MULA KEHIDUPAN MENURUT ALQURAN DAN SAINS
Salah satu teori menyatakan awal mula terbentuknya bumi
yaitu dengan adanyaLedakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa
Inggris: Big Bang) merupakan sebuahperistiwa yang menyebabkan
pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologimengenai
bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori
Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan pemodelan
ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang
secara terus menerus hingga hari ini. Secara perlahan-lahan bumi mengadakan
kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah
kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer,
yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer.
Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang
beraneka ragam.
Didalam Al-Quran surat ke 21 ayat 30 yang Artinya:
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami
pisahkan antara keduanya, dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup.”
Maka dari itu setiap mahkluk hidup memerlukan air karena air
merupakan bagian dari tubuh mahkluk hidup. Dalam Al-Quran surat 24 ayat 53 yang
Artinya:
"Dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami
tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam.”
Tetapi tidak hanya tumbuhan yang dibuat dari air tetapi hewan
juga terbuat dari air seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat 24 ayat
45 yang Artinya:
"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari
air."
Kehidupan dibumi sudah dimulai sejak milyaran tahun lalu,
menurut Aristoteles (384-322 SM) dalam teorinya ABIOGENESIS menyatakan bahwa
makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.
Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan
yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil
perkawinan dari induk-induk ikan. Walaupun demikian, Aristoteles berkeyakinan
bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.
Banyak teori yang menjelaskan tentang asal mula kehidupan
dibumi, antara lain Teori Kosmozoa teori ini menerangkan adanya
kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari dari
tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang jatuh.
Lalu Teori Pfluge, teori ini menyatakan bahwa bumi
berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung
karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat
terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein
pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup. Dan Teori
Transendental teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa
benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha
Kuasa di luar jangkauan sains, dan masih banyak teori yang menjelaskan asal
mula kehidupan dibumi.
Menurut Charles Darwin mengemukakan dalam
bukunya berjudul "On the Origin of Species by Means of
Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for
Life” menganggap manusia berasal dari kera yang berevolusi. Tetapi
dalam Al-Quran juga sudah dijelaskan tentang proses penciptaan manusia, dalam
surat Shaad (38) : 72
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah (thiin)."
Manusia pertama ialah Adam dan manusia kedua ialah Hawa,
Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Tumbuhan dan
hewan tidak memiliki akal pikiran, nafsu, dan anggota tubuh yang sangat
memungkinkan untuk bekerja secara sempurna. Manusia juga dapat mengembangkan
sesuatu yang sudah ada seperti kayu digunakan untuk membuat rumah atau untuk
membuat api.
ASAL-USUL MANUSIA MENURUT ISLAM
Asal-usul kehidupan menurut islam sangat bertentangan dengan
apa yang telah dikemukakan oleh para pencetus dan pendukung teori evolusi.
Charles Darwin sebagai pencetus teori evolusi berpendapat bahwa mahluk hidup
termasuk juga manusia, adalah berasal dari evolusi atau perubahan-perubahan
mahluk sebelumnya yang memiliki kemampuan sederhana. Perubahan-perubahan
tersebut membuat kemampuan manusia menjadi lebih sempurna. Pendapat ini
ditunjang oleh ditemukannya beberapa fakta ilmiah seperti fosil dari manusia
purba seperti Meghanthropus dan Pitheccanthropus di berbagai daerah. Asal Usul
Manusia Menurut Agama Islam Di sisi lain, hampir dari semua agama di dunia
menentang pendapat ini. Penentangan itu terjadi karena pemikiran mereka
didasarkan pada berita-berita dan informasi dalam kitab sucinya masing-masing.
Salah satu dari kitab suci tersebut adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab
suci agama Islam menyebutkan beberapa proses kejadian manusia yang lebih rinci
dan jelas. 3 Kejadian dan Asal-Usul Manusia Menurut Islam Al-Quran menjelaskan
beberapa tahapan dalam proses kejadian dan asal-usul manusia secara rinci.
Ketiga tahapan tersebut antara lain kejadian dan asal usul manusia pertama,
kedua, dan ketiga. Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut.
1. Kejadian dan Asal-usul Manusia Pertama Kejadian dan asal-usul manusia
pertama yang berarti pula proses penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik
dengan membuatnya langsung dari tanah yang kering yang kemudian ditupkan ruh ke
dalamnya sehingga ia hidup. Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat
Tirmidzi, dimana Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as
dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak cucu
Adampun seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut)
dan kasar dan sebagainya.” 2. Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua Alloh
menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Begitupun dengan manusia,
Adam yang diciptakan hendak dipasangkan oleh Alloh dengan lawan jenisnya yang
diciptakan dari tulang rusuk Adam, yaitu Siti Hawa. Keterangan tersebut sesuai
dengan firman Alloh QS. An-Nisa, ayat 1 berikut: “Hai sekalian manusia,
bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu,
dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” 3. Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga Kejadian dan asal
usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian seluruh umat keturunan Nabi
Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang disebutkan
dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung jawabkan secara
medis. Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat
Al-Mu’minuun : 12-14 berikut ini: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan
saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian
air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu
tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling
Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-14). Dari ketiga asal-usul penciptaan
manusia menurut agama Islam di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, islam
memandang manusia secara substantif terbagi ke dalam 2 hal, yaitu substansi
materi (badan) dan substansi immateri (jiwa).
TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN
Menurut teori ini, makhluk hidup berasal dari benda tidak
hidup atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Oleh karena
makhluk itu ada dengan sendirinya maka teori ini dikenal juga dengan teori
Generatio Spontanea. Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori ini, dengan
percobaan yang dilakukannya pada tanah yang direndam air akan muncul cacing.
Pendukung lain teori Abiogenesis adalah Nedham, seorang
ilmuwan dari Inggris. Nedham melakukan penelitian dengan merebus kaldu
dalam wadah selama beberapa menit kemudian ditutup dengan gabus. Setelah
beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa
bakteri berasal dari kaldu.
Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat
adanya mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini
seolah-olah menguatkan teori Abiogenesis. Para pendukung teori Abiogenesis
menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan
tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa
mikroorganisme itu berasal dari udara.
Para penganut abiogenesis tersebut di atas dalam menarik
kesimpulan sebenarnya terdapat kelemahan, yaitu belum mampu melihat benda yang
sangat kecil (bakteri, kista, ataupun telur cacing) yang terbawa dalam materi
percobaan yang digunakan. Hal ini karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan
mikroskop. Walaupun ada kelemahan pada percobaan, tetapi cara berpikir dalam
mencari jawaban mengenai asal usul kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada
pola metode ilmiah.
Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup. Tokoh pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francesco Redi merupakan orang pertama yang
melakukan penelitian untuk membantah teori Abiogenesis.
a. Percobaan Francesco Redi
Francesco Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung
yang dibagi menjadi 2 bagian. Empat tabung masing-masing diisi dengan daging
ular, ikan, roti dicampur susu, dan daging. Keempat tabung dibiarkan terbuka.
Empat tabung yang lain diperlakukan sama dengan 4 tabung pertama, tetapi tabung
ditutup rapat. Setelah beberapa hari pada tabung yang terbuka terdapat larva
yang akan menjadi lalat.
Berdasarkan hasil percobaannya, Redi menyimpulkan bahwa ulat
bukan berasal dari daging, tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat dalam
daging dan menetas menjadi larva. Penelitian ini ditentang oleh penganut teori
Abiogenesis karena pada tabung yang tertutup rapat, udara dan zat hidup tidak
dapat masuk sehingga tidak memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan. Bantahan
itu mendapat tanggapan dari Redi. Redi melakukan percobaan yang sama, namun
tutup diganti dengan kain kasa sehingga udara dapat masuk dan ternyata dalam
daging tidak terdapat larva.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani
Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765 melakukan percobaan
untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan oleh Nedham. Lazzaro Spallanzani
melakukan percobaan dengan memanaskan 2 tabung kaldu sehingga semua organisme
yang ada di dalam kaldu terbunuh. Setelah didinginkan kaldu tersebut dibagi
menjadi 2, satu tabung dibiarkan terbuka dan satu tabung yang lain ditutup.
Ternyata pada tabung yang terbuka terdapat organisme, sedangkan pada tabung
yang tertutup tidak terdapat organisme.
Teori Cosmozoic atau teori Kosmozoan menyatakan bahwa asal
mula makhluk hidup bumi berasal dari ”spora kehidupan” yang berasal dari luar
angkasa. Keadaan planet di luar angkasa diliputi kondisi kekeringan, suhu yang
sangat dingin serta adanya radiasi yang mematikan sehingga tidak memungkinkan
kehidupan dapat bertahan. Pada akhirnya spora kehidupan itu sampai ke bumi.
Teori ini tidak dapat diterima oleh banyak ilmuwan.
Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh
Tuhan seperti apa adanya. Paham ini hanya membicarakan perkembangan materi
sampai terbentuknya organisme tanpa menyinggung asal usul materi kehidupan.
Penciptaan setiap jenis makhluk hidup terjadi secara terpisah. Teori ini tidak
berdasarkan suatu eksperimen.
Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk hidup
dari sisi biokimia. Menurut Oparin dalam bukunya yang berjudul The Origin of
Life (1936) menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan
evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Alexander Oparin adalah ahli
evolusi molekular berkebangsaan Rusia.
Lebih lanjut, Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino.
Lebih lanjut, Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino.
Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu terakumulasi
di cekungan perairan membentuk primordial soup, seperti semacam campuran
materi-materi di lautan panas. Tahap selanjutnya, primordial soup ini membentuk
monomer. Monomer bergabung membentuk polimer. Polimer membentuk agregasi berupa
protobion. Protobion adalah bentuk awal sel hidup yang belum mampu
bereproduksi, tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya.
Di samping itu, protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi sendiri. Terbentuknya polimer dari monomer-monomer telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam percobaannya, Fox memanaskan 18–20 macam asam amino pada titik leburnya dan didapatkan protein.
Di samping itu, protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi sendiri. Terbentuknya polimer dari monomer-monomer telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam percobaannya, Fox memanaskan 18–20 macam asam amino pada titik leburnya dan didapatkan protein.
Pendapat Alexander Oparin mendapat dukungan dari ahli kimia
Amerika Serikat, bernama Harold Urey. Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba
terdiri atas gas-gas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas
hidrogen (H2). Dengan adanya energi alam (berupa halilintar dan sinar kosmis),
campuran gas-gas tersebut membentuk asam amino.
Pada tahun 1953, seorang mahasiswa Harold Urey, yaitu
Stanley Miller (USA) mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran
teori yang dikemukakan Urey. Percobaannya itu juga dikenal dengan eksperimen
Miller-Urey.
Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di
atmosfir bumi purba, yaitu amonia, metana, hidrogen, dan uap air dalam
percobaannya. Oleh karena dalam kondisi alamiah gas-gas itu tidak mungkin
bereaksi, Miller memberi stimulus energi listrik tegangan tinggi, sebagai
pengganti energi alam (halilintar dan sinar kosmis).
Miller mendidihkan campuran gas tersebut pada suhu 100oC selama seminggu. Pada akhir percobaan, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan 3 jenis dari 20 jenis asam amino.
Miller mendidihkan campuran gas tersebut pada suhu 100oC selama seminggu. Pada akhir percobaan, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan 3 jenis dari 20 jenis asam amino.
Alat percobaan Miller-Urey Terdiri atas bagian yang
berupa sebuah tabung tertutup yang dihubungkan dengan 2 ruangan. Ruangan
atas berisi beberapa gas yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi purba.
Selanjutnya pada tempat ini diberi percikan listrik yang menggambarkan
halilintar.
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas, menyebabkan
terbentuknya tetesan-tetesan air dan berakhir pada ruangan pemanas kedua
yang menggambarkan lautan. Beberapa molekul kompleks yang terbentuk di
ruangan atmosfer, dilarutkan dalam tetesan-tetesan air ini dan dibawa ke
ruangan lautan tempat sampel yang terbentuk diambil untuk dianalisis.
Keberhasilan percobaan Miller ini memunculkan hipotesis
lanjutan tentang asal usul kehidupan. Para evolusionis menyatakan bahwa
asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan
untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan
ini menempatkan diri mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti
pembentukan sel primitif. Sel-sel ini kemudian bergabung membentuk organisme
hidup. Mereka menyebutnya sebagai evolusi biologi.
Oparin dan Haldane serta teori Urey menyebutkan bahwa zat
organik (asam amino) yang merupakan bahan dasar penyusun makhluk hidup, pada
mulanya terakumulasi di lautan. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam
sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari
kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari laut.
Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam
amino yang terbentuk dari evolusi kimia akan bergabung membentuk makromolekul.
Hal ini dibuktikan pada penelitian Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung
monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas
sehingga mengalami polimerisasi.
Hasil polimerisasi ini dinamakan proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa sifat hidup yang mempunyai membran selektif permeabel namun belum dapat dikatakan hidup.
Hasil polimerisasi ini dinamakan proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa sifat hidup yang mempunyai membran selektif permeabel namun belum dapat dikatakan hidup.
Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer.
Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam
nukleat, dan polisakarida dikocok. Substansi dalam koaservat dapat membentuk
enzim yang berperan dalam pengambilan bahan dari lingkungan sebagai bahan
pembentuk tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein yang
membatasi koaservat dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai
selaput sel primitif.
Selaput sel primitif ini menyebabkan stabilitas koaservat
akan tetap terjaga. Selaput sel primitif ini diperkirakan berperan dalam
pengaturan pertukaran substansi antara koaservat dan lingkungan sekitarnya.
Koaservat dengan selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel primitif yang
disebut protosel. Protosel kemudian akan membentuk sel awal yang merupakan
permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan atmosfer saat itu
tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik,
anaerob, dan heterotrof.
Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun
multiselular tidak terlepas dari sistem genetik pada protosel itu sendiri.
Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli biokimia dari Havard yaitu Walter
Gilbert pada tahun 1986 mengajukan hipotesis dunia RNA. Menurut hipotesis itu,
miliaran tahun yang lalu sebuah molekul RNA yang dapat mereplikasi terbentuk
secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh lingkungan, RNA ini dapat
memproduksi protein. Selanjutnya, diperlukan molekul kedua untuk menyimpan
informasi tersebut, maka dengan suatu cara tertentu terbentuklah DNA. Segera
setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi menyebabkan protosel
mampu bereproduksi, dan dimulailah proses evolusi biologi. Sejarah kehidupan
pun telah dimulai. Selanjutnya organisme-organisme mengalami proses evolusi
menurut jalur kehidupan yang berbeda-beda.
1.
Pandangan Agama Islam
Ø Menurut ilmu agama islam Terjadinya kehidupan di
dunia ini berasal dari Allah yang memiliki segenap kekuasaan dan kemampuan
untuk menciptakannya.
Ø Ajaran agama islam juga mempercayai dan mengakui
adanya Allah dan Al – qur’an.
Ø Agama islam juga menjelaskan dalam (QS.
Al-mu’minun:12- 14) bahwa manusia tercipta dari saripati yag berasal dari tanah
yang kemudian dijadikanlah saripati tersebut menjadi air mani yang disimpan
dalam tempat yang kokok yaitu rahim. Kemudian air mani tersebut dijadikan
segumpal darah kemudian dijadikan segumpal daging dan kemudian dijadikan tulang
belulang yang dibalut dengan daging maka jadilah ia sebuah makhluk yaitu
manusia. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Ø Dalam Al – Qur’an surat Al – An’aam juga menjelaskan
tentang bukti Ke Esaan Allah.
Ø Menurut teori agama islam, tidak ada satupun di alam
ini yang berasal dari kebetulan. Melainkan telah diciptakan oleh sesuatu yang
memiliki kesadaran, kehendak, pengetahuan, dan kecerdasan. Ini semua adalah
sifat – sifat Allah, penguasa Langit dan bumi.
2.
Pandangan Darwinisme
Ø Pada teori Darwin menyatakan bahwa kehidupan ini
terjadi hanya karena faktor kebetulan. Di masa Darwinisme, menyebutkan bahwa
adanya makhluk hidup yang muncul mendadak.
Ø Pada teori Charles Robert Darwin juga menyatakan
tidak ada proses penciptaan, yang berarti pula Tidak ada Tuhan. Karena Darwin
mengingkari adanya Tuhan.
Ø Darwin mengatakan, manusia makhluk yang sempurna ini
hanya merupakan peralihan dari hewan kera.
Ø Charles Robert Darwin sering merasa ragu dengan
teorinya sendiri karena Darwin tidak bisa membuktikan kebenaran teorinya secara
ilmiah.
Ø Menurut Teori Darwinisme menyatakan bahwa atom –
atom yang membentuk alam semesta ini bersatu secara acak akibat kebetulan untuk
membentuk sel hidup yang berbentuk amat rumit hingga menciptakan manusia dengan
akal yang amat canggih.
1.
TEORI BIG BANG
Teori
Big Bang atau dentuman besar adalah teori tentang terbentuknya alam
semesta. Ada banyak teori tentang jagat raya, namun teori Big Bang
adalah yang paling terkenal dan paling masuk akal sehingga dapat diterima oleh
kalangan ilmuwan hingga saat ini. Hal ini bukannya tanpa dasar, teori ini
didukung oleh sederetan bukti-bukti ilmiah yang di dapat dari hasil percobaan
membuat teori Big Bang semakin diyakini kebenarannya. Teori ini hadir memecah
kebuntuan yang dihadapi oleh para ilmuwan ditengah usahanya menjelaskan
kejadian alam semesta. Luar biasanya, teori ini tidak hanya berhasil
menjelaskan permulaan alam semesta, namun teori Big Bang juga berhasil
memprediksi bagaimana akhir dari alam semesta kelak. Sampai detik ini, belum
ada satupun teori yang mampu melakukan hal serupa.
Nah, pada kesempatan ini kami akan mengajak Anda untuk
melihat seperti apa sebenarnya isi teori Big Bang dan kemampuannya dalam
menjelaskan asal mula alam semesta, selamat membaca.
Teori Big Bang tentang Alam Semesta
Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges
Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam
semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api
kecil dengan ukuran sangat kecil. Saking kecilnya, bola itu hampir tak
berbentuk dan lebih dipandang sebagai titik dengan volume nol. Gumpalan ini
memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dengan suhu sekitar 1 trilyun
derajat celcius. Gumpalan superatom inilah yang nantinya meledak dan
memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Sekitar 10 pangkat -34 detik sebelum
Big Bang dimulai, ukuran bola api kecil tersebut bertambah hingga mencapai
diameter 1,75 cm. Setelah itu, ukuran superatom itu terus bertambah dengan
sangat cepat dan tepat pada waktu 0 detik (waktu mulainya ruang waktu),
terjadilah ledakan maha dahsyat itu. Peristiwa ini terjadi sekitar 15 milyar
tahun yang lalu.
Big Bang melepaskan sejumlah besar besar energi di alam
semesta yang kelak membentuk seluruh materi alam semesta. Atom hidrogen
terbentuk bersamaan saat energi dari Bing Bang meluas keluar. Lebih dari jutaan
tahun kemudian, atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak berkumpul
membentuk debu dan awan hidrogen (nebula). Awan hidrogen tersebut makin lama
makin padat dengan temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen inilah yang
menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk
banyak bintang, selanjutnya bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang
kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah bermilyar-milyar tata surya,
salah satunya tata surya yang kita tinggali sekarang ini.
Kekuatan Big Bang ini masih terus terasa sampai saat ini.
Hal ini dibuktikan dengan keadaan alam semesta yang semakin meluas.
Galaksi-galaksi saling bergerak menjauh satu sama lain. Keadaan ini akan terus
terjadi hingga gerakan menjauh tersebut mencapai batasnya. Bila batas tersebut
tercapai, semua materi di alam semesta akan berhenti menjauh dan melakukan
gerakan kembali tertarik oleh gravitasi universal ke titik permulaan ledakan.
Semua materi akan kembali seperti semula berkumpul membentuk titik di awal Big
Bang.
Bukti Kebenaran Teori Big Bang
Pada tahun 1948, George Gamov mengembangkan
perhitungan-perhitungan yang dibuat oleh Georges Lemaitre, kemudian ia
mengemukakan sebuah teori baru yang sesuai dengan teori Big Bang. Menurutnya,
jika alam semesta terjadi karena sebuah ledakan besar, maka di alam semesta ini
seharusnya terdapat sisa radiasi dari ledakan tersebut. Apalagi bila radiasi
ini tersebar ke semua arah di alam semesta ini dengan perbandingan yang sama
(proporsional). Berikutnya setelah Gamov, pada tahun 1950, Ralph Alpher
dan Robert Herman juga mengatakan hal serupa, yaitu seharusnya terjadi
radiasi tersebut.
Memang benar, seharusnya ada radiasi tersebut dalam kadar
tertentu di alam semesta ini. Tidak lama kemudian, bukti "yang memang
seharusnya ada" tersebut ditemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti yang
bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan gelombang-gelombang
radiasi tersebut.
Radiasi yang diberi nama "radiasi dasar gelombang
mikrokosmik" ini berbeda dengan radiasi yang biasanya bersumber dari
angkasa. Radiasi ini tersebar di alam semesta secara rata ke semua arah. Dengan
kata lain, radiasi ini tidak memiliki sumber, tetapi tersebar ke seluruh alam
semesta. Hasil yang mengejutkan ini tidak hanya sampai di sini. Jumlah radiasi
yang disebutkan Penzias dan Wilson ternyata sangat dekat dengan angka yang
sebelumnya diperkirakan oleh para ilmuwan. Penzias dan Wilson mendapatkan
Penghargaan Nobel sebagai orang pertama yang membuktikan teori Big Bang dengan
percobaan.
Bukti penting lain yang membenarkan teori Big Bang adalah
adanya gas hidrogen dan helium di angkasa. Dengan pengukuran-pengukuran yang
dilakukan, telah diketahui bahwa perbandingan gas hidrogen dan helium di alam
semesta sesuai dengan perhitungan-perhitungan teori perbandingan hidrogen dan
helium yang tersisa dari Big Bang. Padahal, jika alam semesta ini berlangsung
dari hukum kekekalan atau tanpa permulaan, maka hidrogen yang ada di alam
semesta akan terbakar hingga habis dan mengubahnya menjadi helium.
terima kasih kakak, ilmunya sangat membantu
BalasHapus