Senin, 16 Oktober 2017

TEORI ASAL MULA KEHIDUPAN MENURUT ALQURAN DAN SAINS


TEORI ASAL MULA KEHIDUPAN MENURUT ALQURAN DAN SAINS


Salah satu teori menyatakan awal mula terbentuknya bumi yaitu dengan adanyaLedakan Dahsyat atau Dentuman Besar (bahasa Inggris: Big Bang) merupakan sebuahperistiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta berdasarkan kajian kosmologimengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta (dikenal juga dengan Teori Ledakan Dahsyat atau Model Ledakan Dahysat). Berdasarkan pemodelan ledakan ini, alam semesta, awalnya dalam keadaan sangat panas dan padat, mengembang secara terus menerus hingga hari ini. Secara perlahan-lahan bumi mengadakan kondensasi atau menjadi lebih dingin sehingga pada suatu saat terbentuklah kerak atau kulit bumi. Yang berbentuk cair membentuk samudera atau hidrosfer, yang berbentuk gas disebut atmosfer dan yang berbentuk padat disebut litosfer. Pada saat ini kulit bumi tersebut dihuni oleh berbagai jenis makhluk hidup yang beraneka ragam.

Didalam Al-Quran surat ke 21 ayat 30 yang Artinya:
"Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.”
Maka dari itu setiap mahkluk hidup memerlukan air karena air merupakan bagian dari tubuh mahkluk hidup. Dalam Al-Quran surat 24 ayat 53 yang Artinya:
"Dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.”
Tetapi tidak hanya tumbuhan yang dibuat dari air tetapi hewan juga terbuat dari air seperti yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat 24 ayat 45 yang Artinya:
"Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air."

Kehidupan dibumi sudah dimulai sejak milyaran tahun lalu, menurut Aristoteles (384-322 SM) dalam teorinya ABIOGENESIS menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati. Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas akan menjadi ikan yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walaupun demikian, Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari Lumpur.

Banyak teori yang menjelaskan tentang asal mula kehidupan dibumi, antara lain Teori Kosmozoa teori ini menerangkan adanya kehidupan di bumi kita dengan mengandaikan bahwa kehidupan dibawa kemari dari tempat lain di alam semesta, boleh jadi tergabung dalam meteorit yang jatuh. Lalu  Teori Pfluge,  teori ini menyatakan bahwa bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN). Senyawa tersebut dapat terjadi pada suhu yang sangat tinggi dan selanjutnya terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup. Dan  Teori Transendental  teori ini merupakan jawaban secara religi bahwa benda hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Maha Kuasa di luar jangkauan sains, dan masih banyak teori yang menjelaskan asal mula kehidupan dibumi.

Menurut Charles Darwin mengemukakan dalam bukunya berjudul "On the Origin of Species by Means of Natural Selection, or The Preservation of Favoured Races in the Struggle for Life” menganggap manusia berasal dari kera yang berevolusi. Tetapi dalam Al-Quran juga sudah dijelaskan tentang proses penciptaan manusia, dalam surat Shaad (38) : 72

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah (thiin)."

Manusia pertama ialah Adam dan manusia kedua ialah Hawa, Allah telah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya. Tumbuhan dan hewan tidak memiliki akal pikiran, nafsu, dan anggota tubuh yang sangat memungkinkan untuk bekerja secara sempurna. Manusia juga dapat mengembangkan sesuatu yang sudah ada seperti kayu digunakan untuk membuat rumah atau untuk membuat api.
ASAL-USUL MANUSIA MENURUT ISLAM
Asal-usul kehidupan menurut islam sangat bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan oleh para pencetus dan pendukung teori evolusi. Charles Darwin sebagai pencetus teori evolusi berpendapat bahwa mahluk hidup termasuk juga manusia, adalah berasal dari evolusi atau perubahan-perubahan mahluk sebelumnya yang memiliki kemampuan sederhana. Perubahan-perubahan tersebut membuat kemampuan manusia menjadi lebih sempurna. Pendapat ini ditunjang oleh ditemukannya beberapa fakta ilmiah seperti fosil dari manusia purba seperti Meghanthropus dan Pitheccanthropus di berbagai daerah. Asal Usul Manusia Menurut Agama Islam Di sisi lain, hampir dari semua agama di dunia menentang pendapat ini. Penentangan itu terjadi karena pemikiran mereka didasarkan pada berita-berita dan informasi dalam kitab sucinya masing-masing. Salah satu dari kitab suci tersebut adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai kitab suci agama Islam menyebutkan beberapa proses kejadian manusia yang lebih rinci dan jelas. 3 Kejadian dan Asal-Usul Manusia Menurut Islam Al-Quran menjelaskan beberapa tahapan dalam proses kejadian dan asal-usul manusia secara rinci. Ketiga tahapan tersebut antara lain kejadian dan asal usul manusia pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini penjelasan dari masing-masing tahapan tersebut. 1. Kejadian dan Asal-usul Manusia Pertama Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang berarti pula proses penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik dengan membuatnya langsung dari tanah yang kering yang kemudian ditupkan ruh ke dalamnya sehingga ia hidup. Keterangan tersebut sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi, dimana Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak cucu Adampun seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar dan sebagainya.” 2. Kejadian dan Asal-usul Manusia Kedua Alloh menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Begitupun dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak dipasangkan oleh Alloh dengan lawan jenisnya yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, yaitu Siti Hawa. Keterangan tersebut sesuai dengan firman Alloh QS. An-Nisa, ayat 1 berikut: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” 3. Kejadian dan Asal-usul Manusia Ketiga Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa (Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang disebutkan dalam Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung jawabkan secara medis. Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minuun : 12-14 berikut ini: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik." (QS. Al Mu’minuun : 12-14). Dari ketiga asal-usul penciptaan manusia menurut agama Islam di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa, islam memandang manusia secara substantif terbagi ke dalam 2 hal, yaitu substansi materi (badan) dan substansi immateri (jiwa).

TEORI ASAL-USUL KEHIDUPAN

Menurut teori ini, makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup atau dengan kata lain makhluk hidup ada dengan sendirinya. Oleh karena makhluk itu ada dengan sendirinya maka teori ini dikenal juga dengan teori Generatio Spontanea. Aristoteles merupakan salah satu pelopor teori ini, dengan percobaan yang dilakukannya pada tanah yang direndam air akan muncul cacing.

Pendukung lain teori Abiogenesis adalah Nedham, seorang ilmuwan dari Inggris. Nedham melakukan penelitian dengan  merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit kemudian ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, terdapat bakteri dalam kaldu tersebut. Nedham berpendapat bahwa bakteri berasal dari kaldu.

Setelah ditemukan mikroskop, Antonie van Leeuwenhoek melihat adanya mikroorganisme (animalculus) di dalam air rendaman jerami. Temuan ini seolah-olah menguatkan teori Abiogenesis. Para pendukung teori Abiogenesis menyatakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari jerami yang membusuk. Akan tetapi, Leeuwenhoek menolak pernyataan itu dengan mengemukakan bahwa mikroorganisme itu berasal dari udara.

Para penganut abiogenesis tersebut di atas dalam menarik kesimpulan sebenarnya terdapat kelemahan, yaitu belum mampu melihat benda yang sangat kecil (bakteri, kista, ataupun telur cacing) yang terbawa dalam materi percobaan yang digunakan. Hal ini karena pada zaman Aristoteles belum ditemukan mikroskop. Walaupun ada kelemahan pada percobaan, tetapi cara berpikir dalam mencari jawaban mengenai asal usul kehidupan di bumi ini sudah mengacu pada pola metode ilmiah.


Teori Biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Tokoh pendukung teori ini antara lain Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Francesco Redi merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori Abiogenesis.

a. Percobaan Francesco Redi

Francesco Redi melakukan penelitian menggunakan 8 tabung yang dibagi menjadi 2 bagian. Empat tabung masing-masing diisi dengan daging ular, ikan, roti dicampur susu, dan daging. Keempat tabung dibiarkan terbuka. Empat tabung yang lain diperlakukan sama dengan 4 tabung pertama, tetapi tabung ditutup rapat. Setelah beberapa hari pada tabung yang terbuka terdapat larva yang akan menjadi lalat.

Berdasarkan hasil percobaannya, Redi menyimpulkan bahwa ulat bukan berasal dari daging, tetapi berasal dari telur lalat yang terdapat dalam daging dan menetas menjadi larva. Penelitian ini ditentang oleh penganut teori Abiogenesis karena pada tabung yang tertutup rapat, udara dan zat hidup tidak dapat masuk sehingga tidak memungkinkan untuk adanya suatu kehidupan. Bantahan itu mendapat tanggapan dari Redi. Redi melakukan percobaan yang sama, namun tutup diganti dengan kain kasa sehingga udara dapat masuk dan ternyata dalam daging tidak terdapat larva.

b. Percobaan Lazzaro Spallanzani

Lazzaro Spallanzani pada tahun 1765 melakukan percobaan untuk menyanggah kesimpulan yang dikemukakan oleh Nedham. Lazzaro Spallanzani melakukan percobaan dengan memanaskan 2 tabung kaldu sehingga semua organisme yang ada di dalam kaldu terbunuh. Setelah didinginkan kaldu tersebut dibagi menjadi 2, satu tabung dibiarkan terbuka dan satu tabung yang lain ditutup. Ternyata pada tabung yang terbuka terdapat organisme, sedangkan pada tabung yang tertutup tidak terdapat organisme.




Teori Cosmozoic atau teori Kosmozoan menyatakan bahwa asal mula makhluk hidup bumi berasal dari ”spora kehidupan” yang berasal dari luar angkasa. Keadaan planet di luar angkasa diliputi kondisi kekeringan, suhu yang sangat dingin serta adanya radiasi yang mematikan sehingga tidak memungkinkan kehidupan dapat bertahan. Pada akhirnya spora kehidupan itu sampai ke bumi. Teori ini tidak dapat diterima oleh banyak ilmuwan.


Teori ini berpandangan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya. Paham ini hanya membicarakan perkembangan materi sampai terbentuknya organisme tanpa menyinggung asal usul materi kehidupan. Penciptaan setiap jenis makhluk hidup terjadi secara terpisah. Teori ini tidak berdasarkan suatu eksperimen.


Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk hidup dari sisi biokimia. Menurut Oparin dalam bukunya yang berjudul The Origin of Life (1936) menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Alexander Oparin adalah ahli evolusi molekular berkebangsaan Rusia.

Lebih lanjut, Oparin menjelaskan bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan halilintar, gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik sederhana, sejenis substansi asam amino.

Selama berjuta-juta tahun, senyawa organik itu terakumulasi di cekungan perairan membentuk primordial soup, seperti semacam campuran materi-materi di lautan panas. Tahap selanjutnya, primordial soup ini membentuk monomer. Monomer bergabung membentuk polimer. Polimer membentuk agregasi berupa protobion. Protobion adalah bentuk awal sel hidup yang belum mampu bereproduksi, tetapi mampu memelihara lingkungan kimia dalam tubuhnya.

Di samping itu, protobion juga telah memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk hidup, seperti dapat melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi sendiri. Terbentuknya polimer dari monomer-monomer telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam percobaannya, Fox memanaskan 18–20 macam asam amino pada titik leburnya dan didapatkan protein.

Pendapat Alexander Oparin mendapat dukungan dari ahli kimia Amerika Serikat, bernama Harold Urey. Urey menyatakan bahwa atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas metana (CH4), amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2). Dengan adanya energi alam (berupa halilintar dan sinar kosmis), campuran gas-gas tersebut membentuk asam amino.

Pada tahun 1953, seorang mahasiswa Harold Urey, yaitu Stanley Miller (USA) mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori yang dikemukakan Urey. Percobaannya itu juga dikenal dengan eksperimen Miller-Urey.

Teori Asal Usul Kehidupan
Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di atmosfir bumi purba, yaitu amonia, metana, hidrogen, dan uap air dalam percobaannya. Oleh karena dalam kondisi alamiah gas-gas itu tidak mungkin bereaksi, Miller memberi stimulus energi listrik tegangan tinggi, sebagai pengganti energi alam (halilintar dan sinar kosmis).

Miller mendidihkan campuran gas tersebut pada suhu 100oC selama seminggu. Pada akhir percobaan, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan 3 jenis dari 20 jenis asam amino.
Alat percobaan Miller-Urey Terdiri atas bagian yang berupa sebuah tabung tertutup yang dihubungkan dengan 2 ruangan. Ruangan atas berisi beberapa gas yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi purba. Selanjutnya pada tempat ini diberi percikan listrik yang menggambarkan halilintar. 
Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas, menyebabkan terbentuknya tetesan-tetesan air dan berakhir pada ruangan pemanas kedua yang menggambarkan lautan. Beberapa molekul kompleks yang terbentuk di ruangan atmosfer, dilarutkan dalam tetesan-tetesan air ini dan dibawa ke ruangan lautan tempat sampel yang terbentuk diambil untuk dianalisis.
Keberhasilan percobaan Miller ini memunculkan hipotesis lanjutan tentang asal usul kehidupan. Para evolusionis menyatakan bahwa asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini menempatkan diri mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti pembentukan sel primitif. Sel-sel ini kemudian bergabung membentuk organisme hidup. Mereka menyebutnya sebagai evolusi biologi.

Oparin dan Haldane serta teori Urey menyebutkan bahwa zat organik (asam amino) yang merupakan bahan dasar penyusun makhluk hidup, pada mulanya terakumulasi di lautan. Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa makhluk hidup berasal dari laut.
Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia akan bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan pada penelitian Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomer-monomer organik diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga mengalami polimerisasi.

Hasil polimerisasi ini dinamakan proteinoid. Apabila proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa sifat hidup yang mempunyai membran selektif permeabel namun belum dapat dikatakan hidup.
Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer. Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam nukleat, dan polisakarida dikocok. Substansi dalam koaservat dapat membentuk enzim yang berperan dalam pengambilan bahan dari lingkungan sebagai bahan pembentuk tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein yang membatasi koaservat dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai selaput sel primitif. 
Selaput sel primitif ini menyebabkan stabilitas koaservat akan tetap terjaga. Selaput sel primitif ini diperkirakan berperan dalam pengaturan pertukaran substansi antara koaservat dan lingkungan sekitarnya. Koaservat dengan selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel primitif yang disebut protosel. Protosel kemudian akan membentuk sel awal yang merupakan permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan atmosfer saat itu tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan bersifat prokariotik, anaerob, dan heterotrof.
Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular maupun multiselular tidak terlepas dari sistem genetik pada protosel itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli biokimia dari Havard yaitu Walter Gilbert pada tahun 1986 mengajukan hipotesis dunia RNA. Menurut hipotesis itu, miliaran tahun yang lalu sebuah molekul RNA yang dapat mereplikasi terbentuk secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh lingkungan, RNA ini dapat memproduksi protein. Selanjutnya, diperlukan molekul kedua untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan suatu cara tertentu terbentuklah DNA. Segera setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi menyebabkan protosel mampu bereproduksi, dan dimulailah proses evolusi biologi. Sejarah kehidupan pun telah dimulai. Selanjutnya organisme-organisme mengalami proses evolusi menurut jalur kehidupan yang berbeda-beda.
1.       Pandangan Agama Islam
Ø  Menurut ilmu agama islam Terjadinya kehidupan di dunia ini berasal dari Allah yang memiliki segenap kekuasaan dan kemampuan untuk menciptakannya.
Ø  Ajaran agama islam juga mempercayai dan mengakui adanya Allah dan Al – qur’an.
Ø  Agama islam juga menjelaskan dalam (QS. Al-mu’minun:12- 14) bahwa manusia tercipta dari saripati yag berasal dari tanah yang kemudian dijadikanlah saripati tersebut menjadi air mani yang disimpan dalam tempat yang kokok yaitu rahim. Kemudian air mani tersebut dijadikan segumpal darah kemudian dijadikan segumpal daging dan kemudian dijadikan tulang belulang yang dibalut dengan daging maka jadilah ia sebuah makhluk yaitu manusia. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.
Ø  Dalam Al – Qur’an surat Al – An’aam juga menjelaskan tentang bukti Ke Esaan Allah.
Ø  Menurut teori agama islam, tidak ada satupun di alam ini yang berasal dari kebetulan. Melainkan telah diciptakan oleh sesuatu yang memiliki kesadaran, kehendak, pengetahuan, dan kecerdasan. Ini semua adalah sifat – sifat Allah, penguasa Langit dan bumi.
2.       Pandangan Darwinisme
Ø  Pada teori Darwin menyatakan bahwa kehidupan ini terjadi hanya karena faktor kebetulan. Di masa Darwinisme, menyebutkan bahwa adanya makhluk hidup yang muncul mendadak.
Ø  Pada teori Charles Robert Darwin juga menyatakan tidak ada proses penciptaan, yang berarti pula Tidak ada Tuhan. Karena Darwin mengingkari adanya Tuhan.
Ø  Darwin mengatakan, manusia makhluk yang sempurna ini hanya merupakan peralihan dari hewan kera.
Ø  Charles Robert Darwin sering merasa ragu dengan teorinya sendiri karena Darwin tidak bisa membuktikan kebenaran teorinya secara ilmiah.
Ø  Menurut Teori Darwinisme menyatakan bahwa atom – atom yang membentuk alam semesta ini bersatu secara acak akibat kebetulan untuk membentuk sel hidup yang berbentuk amat rumit hingga menciptakan manusia dengan akal yang amat canggih.






1.       TEORI BIG BANG
Teori Big Bang atau dentuman besar adalah teori tentang terbentuknya alam semesta. Ada banyak teori tentang jagat raya, namun teori Big Bang adalah yang paling terkenal dan paling masuk akal sehingga dapat diterima oleh kalangan ilmuwan hingga saat ini. Hal ini bukannya tanpa dasar, teori ini didukung oleh sederetan bukti-bukti ilmiah yang di dapat dari hasil percobaan membuat teori Big Bang semakin diyakini kebenarannya. Teori ini hadir memecah kebuntuan yang dihadapi oleh para ilmuwan ditengah usahanya menjelaskan kejadian alam semesta. Luar biasanya, teori ini tidak hanya berhasil menjelaskan permulaan alam semesta, namun teori Big Bang juga berhasil memprediksi bagaimana akhir dari alam semesta kelak. Sampai detik ini, belum ada satupun teori yang mampu melakukan hal serupa.

Nah, pada kesempatan ini kami akan mengajak Anda untuk melihat seperti apa sebenarnya isi teori Big Bang dan kemampuannya dalam menjelaskan asal mula alam semesta, selamat membaca.
Teori Big Bang tentang Alam Semesta
Teori Big Bang pertama kali ditemukan oleh Abbe Georges Lemaitre, seorang kosmolog asal Belgia pada tahun 1920-an. Menurutnya, alam semesta ini mulanya berasal dari gumpalan superatom yang berbentuk bola api kecil dengan ukuran sangat kecil. Saking kecilnya, bola itu hampir tak berbentuk dan lebih dipandang sebagai titik dengan volume nol. Gumpalan ini memiliki massa jenis yang luar biasa tinggi dengan suhu sekitar 1 trilyun derajat celcius. Gumpalan superatom inilah yang nantinya meledak dan memuntahkan seluruh isi dari alam semesta. Sekitar 10 pangkat -34 detik sebelum Big Bang dimulai, ukuran bola api kecil tersebut bertambah hingga mencapai diameter 1,75 cm. Setelah itu, ukuran superatom itu terus bertambah dengan sangat cepat dan tepat pada waktu 0 detik (waktu mulainya ruang waktu), terjadilah ledakan maha dahsyat itu. Peristiwa ini terjadi sekitar 15 milyar tahun yang lalu.

Big Bang melepaskan sejumlah besar besar energi di alam semesta yang kelak membentuk seluruh materi alam semesta.  Atom hidrogen terbentuk bersamaan saat energi dari Bing Bang meluas keluar. Lebih dari jutaan tahun kemudian, atom hidrogen tersebut terus bertambah banyak berkumpul membentuk debu dan awan hidrogen (nebula). Awan hidrogen tersebut makin lama makin padat dengan temperatur jutaan derajat celcius. Awan hidrogen inilah yang menjadi bahan pembentuk bintang-bintang di alam semesta. Setelah terbentuk banyak bintang, selanjutnya bintang tersebut berkumpul membentuk kelompok yang kemudian disebut galaksi. Dari galaksi, lahirlah bermilyar-milyar tata surya, salah satunya tata surya yang kita tinggali sekarang ini.
Kekuatan Big Bang ini masih terus terasa sampai saat ini. Hal ini dibuktikan dengan keadaan alam semesta yang semakin meluas. Galaksi-galaksi saling bergerak menjauh satu sama lain. Keadaan ini akan terus terjadi hingga gerakan menjauh tersebut mencapai batasnya. Bila batas tersebut tercapai, semua materi di alam semesta akan berhenti menjauh dan melakukan gerakan kembali tertarik oleh gravitasi universal ke titik permulaan ledakan. Semua materi akan kembali seperti semula berkumpul membentuk titik di awal Big Bang.



Bukti Kebenaran Teori Big Bang
Pada tahun 1948, George Gamov mengembangkan perhitungan-perhitungan yang dibuat oleh Georges Lemaitre, kemudian ia mengemukakan sebuah teori baru yang sesuai dengan teori Big Bang. Menurutnya, jika alam semesta terjadi karena sebuah ledakan besar, maka di alam semesta ini seharusnya terdapat sisa radiasi dari ledakan tersebut. Apalagi bila radiasi ini tersebar ke semua arah di alam semesta ini dengan perbandingan yang sama (proporsional). Berikutnya setelah Gamov, pada tahun 1950, Ralph Alpher dan Robert Herman juga mengatakan hal serupa, yaitu seharusnya terjadi radiasi tersebut.

Memang benar, seharusnya ada radiasi tersebut dalam kadar tertentu di alam semesta ini. Tidak lama kemudian, bukti "yang memang seharusnya ada" tersebut ditemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti yang bernama Arno Penzias dan Robert Wilson menemukan gelombang-gelombang radiasi tersebut.

Radiasi yang diberi nama "radiasi dasar gelombang mikrokosmik" ini berbeda dengan radiasi yang biasanya bersumber dari angkasa. Radiasi ini tersebar di alam semesta secara rata ke semua arah. Dengan kata lain, radiasi ini tidak memiliki sumber, tetapi tersebar ke seluruh alam semesta. Hasil yang mengejutkan ini tidak hanya sampai di sini. Jumlah radiasi yang disebutkan Penzias dan Wilson ternyata sangat dekat dengan angka yang sebelumnya diperkirakan oleh para ilmuwan. Penzias dan Wilson mendapatkan Penghargaan Nobel sebagai orang pertama yang membuktikan teori Big Bang dengan percobaan.

Bukti penting lain yang membenarkan teori Big Bang adalah adanya gas hidrogen dan helium di angkasa. Dengan pengukuran-pengukuran yang dilakukan, telah diketahui bahwa perbandingan gas hidrogen dan helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan-perhitungan teori perbandingan hidrogen dan helium yang tersisa dari Big Bang. Padahal, jika alam semesta ini berlangsung dari hukum kekekalan atau tanpa permulaan, maka hidrogen yang ada di alam semesta akan terbakar hingga habis dan mengubahnya menjadi helium.

1 komentar: